Jumat, 10 Oktober 2014

air angin batu


sudah hampir sebulan ternyata perjalanan itu. tak terasa. aku mulai melakukan perjalanan bersamanya kembali dan yang lain. dia yang dingin. tetap dingin. namun disana , kata yang lain, dia lebih baikan daripada biasanya. ntahlah. mungkin hanya perasaanku saja yang sudah terlalu membatu untuk menerima sikapnya. mungkin aku muak. setiap kali bertemu kita hanya saling menatap datar, dingin dan tak berkata. mungkin hanya melirik. tapi ntahlah, rasanya memang malas bertemu dengannya. berpura-pura semua it's fine , seolah tak ada perang dingin diantara kami.



awalnya kita berjanji untuk bersama-sama menjadi "penghibur" diantara keseriusan mereka selama beberapa waktu. namun , seiring berjalannya waktu, semua itu berubah dengan cepat. ntah...mungkin sikapku yang kurang dapat kau terima. atau sifat fundamental mu yang sangat tergantung pada keinginan hati. keduanya mungkin sulit bersatu.

hingga waktu itu, saat aku datang bersama seseorang yang lain, bukan dengan dirimu, terlambat dari waktu yang telah dijadwalkan, kau tampak tak suka. bertanya ketus pada kami. dan kami jelaskan, kau tampak tak dapat menerima. hingga pertemuan kita berakhir pada malam itu, sikapmu tetap tak berubah. bahkan kau enggan mengantarku pulang seperti pertemuan kita yang lalu. dengan alasan ini itu. berbagai cara sudah kulakukan agar kau mau memaafkan dan kembali bersikap biasa padaku dan yang lain, namun tetap belum berhasil.

hari-hari selanjutnya, rasanya sikapmu tetap tak berubah. bahkan sampai sekarang...
jika kau ingat kembali pengakuan iri ku saat kau terlihat lebih sangat bahagia saat bersama dengan yang lainnya dibanding aku berulang kali, mungkin kejadian aku datang sepulang dari pergi dengan seseorang bukan denganmu yang hanya sekali tak ada apa-apanya.
tapi, biarlah. bagai batu dan air. karena aku dan kau adalah dua hal berbeda yang memang takkan pernah bisa menyatu sampai kapanpun tanpa perantara yang lain. aku air yang terus mengalir melewati dirimu dan kau batu yang terus diam saat aku berbuat apapun.. sedangkan angin sebagai perantara agar aku dapat bertemu melintasi hari mu.
Terimakasih telah mengajarkan kesabaran yang tak terhingga tiap kali aku bertemu denganmu..

12092014 Curug Malela, Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar